slider

Menu

Info Terbaru

Megawati Ajak Gubernur Olly Ke Korsel Lobi Sejumlah Kerjasama Untuk Sulut


Jeju,Korsel - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekaroputri mengatakan, bahwa dirinya ikut membawa Olly Dondokambey yang juga merupakan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), karena secara geografis dan potensi perikanan di Sulut sangat mungkin mengembangkan diri di sektor pangan.

“Saya berharap kerjasama sekarang ini bisa dilakukan lebih aktif,” imbuh Megawati (juga Presiden RI ke-5), saat kegiatan Penandatanganan nota kesepakatan (Momerendum of Understanding/MoU) antara Jeju National University (JNU) dengan BRIN serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jeju, Korea Selatan (Korsel), Rabu (14/09/2022).

Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel), Gandi Sulistiyanto menjelaskan bahwa, peranan riset memang sangat dibutuhkan untuk mempercepat kerja sama antara Negara, khususnya antara Indonesia dan Korsel.

Menurut dia, dalam waktu dekat akan ada penerbangan Jeju-Manado, Jeju-Bali, Jeju-Batam. Untuk Batam, airportnya dikelola Incheon Airport. Kemudian saat ini perdagangan Indonesia dan Korea telah diteken dan disetujui DPR Indonesia, yakni Indonesia-Korea Comprehensive Agreement. Juga kerjasama regional di negara-negara Asia Timur, China, Japan, dan Korea.

“Dengan semua infrastruktur tadi, sangat dibutuhkan peranan riset untuk mempecepat hubungan kedua negara khususnya dalam hal perdagangan dan juga pariwisata,” kata Gandi Sulistyanto.

Sementara itu, Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM-KKP), Kusdiantoro menjelaskan, kerja sama dimaksud merupakan payung pelaksanaan kerja sama ke depan dengan dua ruang lingkup.

"Pertama, peningkatan kapasitas SDM melalui peluang beasiswa pendidikan di Jeju National University, pertukaran tenaga ahli/peserta didik, dan pelatihan kelautan dan perikanan. Kedua, pengembangan budidaya berbasis keterlibatan masyarakat untuk komoditas perikanan penting menggunakan teknologi budidaya inovatif," jelas Kusdiantoro.

Ia menjelaskan, BRSDM-KKP memiliki 20 politeknik/Akademi Komunitas/Sekolah Usaha perikanan tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia menerapkan pendidikan teaching factory, 70 persen praktek dan 30 persen teori dengan hampir 60 persen peserta didik adalah anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, penggaram dan pemasar hasil perikanan).

"Affirmative (persetujuan) kebijakan ini memberikan kesempatan besar pada anak pelaku utama mengenyam pendidikan secara gratis. Artinya negara hadir memberikan perlindungan dan kesempatan besar anak pelaku utama setelah lulus nanti dapat melakukan transformasi usahanya sehingga lebih berpendapatan dan semakin sejahtera. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang negara untuk kehidupan masyarakat lebih baik ke depannya," ucap Kusdiantoro.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan bahwa kerjasama itu juga bagian dari upaya mendukung liman (5) program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya dalam hal meningkatkan pengembangan budidaya laut, pesisir dan tawar.


(*/15jo)

Share
Banner

Sulut Berita

Post A Comment:

0 comments: