Minahasa, sulutberita.com - Pentingnya mencegah peredaran narkotika terlebih dalam lingkup dunia pendidikan (sekolah) demi keberlangsungan masa depan anak bangsa. Hal tersebut ditegaskan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Brigjen Pol. R. Pitra Andrias Ratulangi, S.I.K., M.M, saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pemetaan Program Pemberdayaan Masyarakat Di Lingkungan Pendidikan yang dirangkaikan dengan penandatanganan surat Perjanjian Kerjasama (PKS) bersama lima (5) mitra kerja yang berlangsung di salah satu hotel ternama di wilayah Kalasey Minahasa pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Adapun kegiatan yang juga menindaklanjuti arahan perintah khusus dari Presiden RI Joko Widodo itu menurut Pitra, terkait dengan pemberantasan narkotika sehingga pihaknya melaksanakan kegiatan rakor yang melibatkan sejumlah instansi termasuk para kepala sekolah ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di tiga (3) daerah di Provinsi Sulut yakni, Kota Manado, Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa.
"Diharapkan dalam kegiatan ini jangan kita hanya datang duduk dengar saja. Ini penting untuk masa depan dunia pendidikan, ingat selama masih ada yang memesan pasti banyak menjual, jadi bagaimana kita sekarang untuk menumbuhkan sikap-sikap anti terhadap narkoba terlebih bagi kaum muda melalui orangtua atau kepala sekolah dalam pencegahan dan pembinaan," sebutnya dengan mengingatkan bahwa narkotika itu gerakannya "silent" tidak kelihatan, beda dengan teroris terbaca, terlihat dan cepat dalam penanganan.
"Oleh karena itu, kita harus ekstra hati-hati dan mewaspadai akan narkotika ini," terang Jenderal Bintang Satu itu.
Kembali diingatkannya pula bahwa, dengan adanya kegiatan rakor dimaksud penting dan menjadi tanggung jawab bersama dalam menangani masalah narkotika, sehingga hal itu menjadi tantangan bersama.
"Pengalaman saya sejak tahun 2012 hingga 2015 itu bisa menang para pengedar dan bandar narkoba secara berturut-turut contohnya salah satu kasus perempuan asal negara Thailand yang memang ada modusnyang dilakukannya tapi akhirnya tertangkap juga. Dia (si perempuan), membawa jenis Sabu dalam koper dari Thailand kemudian Hongkong, Timor Leste, Kuala Lumpur kemudian masuk ke Indonesia tapi singgah mampir di Manado, nah dia kami tangkap. Bayangkan, dia sudah kesana kemari ke negara-negara maju tapi tidak tertangkap oleh Polisi mereka, nanti tertangkap Polisi di Manado. Apa perbedaan Polisi di sana dan di Manado padahal Polisi di sana lebih memiliki alat canggih. Ini membuktikan bahwa narkotika merupakan musuh negara," kisahnya yang menambahkan bahwa dari analisanya bisa jadi adalah persaingan antar negara.
"Jadi yang terpenting bagaimana kita menghimbau kepada masyarakat bapak ibu sekalian untuk bersama-sama mengantisipasi dan cegah predaran narkoba dilingkungan masing-masing. Bagaimana bapak ibu kepala sekolah menciptakan agar lingkungan sekolahnya termasuk anak-anak didik bisa memahami bahaya narkotika, nanti juga akan ada tim kamindari BNN yang akan turun membantu di sekolah," ujar Pitra yang saat itu didampingi Kabag Umum, Octovina Pattikawa dan Koordonator Bidang P2M, Sam Reppi.
Adapun terkait dengan kegiatan penandatanganan PKS bersama mitra kerja tersebut, sang Jenderal pun menjelaskan bahwa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lanjutan nanti.
"Tujuannya diantaranya adanya nanti ada tindakan rehabilasi juga sebagai bentuk antisipasi akan peredaran narkotika karena narkotika ini gerakannya Silent, dengan adanya PKS ini intinya kita saling ada koordinasi kerjsasama dalam hal pencegahan narkotika," pungkasnya.
Diketahui, ke 5 mitra kerjasama yang telah melakukan penandatanganan PKS itu yakni, RS Bhayangkara, Lapas Kelas IIA Manado, Rutan IIA Manado, Balai Sentra Tumoutou Manado serta Yayasan Bunga Bakung. (Mild)
Post A Comment:
0 comments: