MANADO, sulutberita.com - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dikenal di Indonesia sebagai daerah dengan kehidupan masyarakatnya yang memiliki toleransi tinggi dan harmonis antar suku dan umat beragama.
Seperti halnya apresiasi yang disampaikan Kapolda Sulut, Irjen Pol Setyo Budiyanto atas pelaksanaan kegiatan Doa Bersama Enam (6) Agama yakni,
Islam, Kristen, Budha, Katolik, Konhucu dan Hindu dengan tema "Mari Ciptakan Kerukunan dan Situasi Kondusif Di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara" yang dimotori Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulut yang diketuai Pdt. Lucky Rumopa yang digelar di Taman Berkat/God Bless Manado pada Selasa, 28 November 2023 sore tadi.
Menurut kapolda, kegiatan tersebut merupakan wujud nyata hidup berdampingan dalam kesatuan, kebersamaan serta kerukunan yang merupakan ciri khas dari masyarakat di Provinsi Sulut yang harus tetap dijaga, dirawat serta dipertahankan.
Apresiasi juga disampaikannya kepada para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, aparat TNI, Pemerintah dan semua masyarakat termasuk pelajar dan mahasiswa yang hadir dalam kegiatan penuh kekeluargaan itu. Dengan berpesan, agar tidak mudah terpengaruh dengan berbagai macam issu negatif yang ada, serta jangan pula dengan mudah menyebarkan issu-issu tersebut.
"Saya minta seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan sosial media. Ingat, Torang Samua Basudara. Saya dan jajaran Polda Sulut hingga didaerah berkomitmen terus berusaha melakukan penjagaan, pengamanan, patroli, dalam segala upaya penindakan hukum untuk menciptakan suasana kondusif dan aman," terang Budiyanto dengan berharap perlunya dukungan dari semua pihak, baik dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, para tokoh masyarakat, tokoh agama dan adat serta semua elemen masyarakat.
Pada kesempatan itu juga oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulut, Steve Kepel yang menyampaikan sambutan dari Gubernur Sulut (Prof DR (Hc) Olly Dondokambey) mengajak masyarakat untuk patut bersyukur bahwa kehidupan bermasyarakat di Sulut hingga saat ini terus berjalan dengan rukun dan damai. Dimana, yang perlu disadari bahwa suasana kondusif ini merupakan buah dari tingginya kesadaran masyarakat Sulut sendiri yang mampu hidup berdampingan satu sama lain dalam bingkai kerukunan.
"Peristiwa bentrokan di Kota Bitung yang terjadi belum lama ini, menjadi pembelajaran bagi semua untuk tidak mudah terhasut dan terprovokasi dengan informasi atau issu yang tidak akurat. Untuk menghindari hal tersebut, kita hindari penyebaran informasi yang tidak akurat/hoax, jangan mudah terprovokasi. Teruskan upaya kita untuk menjaga kedamaian dan toleransi di daerah yang kita sama-sama cintai ini,” pesan sekprov Steve Kepel dengan menambahkan bahwa kondisi saat ini menuntut semua untuk bersama-sama merajut kembali persaudaraan dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Diketahui dalam Doa Bersama itu juga telah ada penyampaian orasi perdamaian melalui salah satu tokoh adat Sulut serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulut, dimana kedua lembaga menyerukan Torang Samua Ciptaan Tuhan dan Torang Samua Basudara, dan meminta masyarakat tidak terprovokasi atas issu menyesatkan serta tetap menjaga kerukunan hidup dalam rukun damai. Selanjutnya, meyakini tidak ada lembaga adat apapun itu disusupi kepentingan-kepentingan untuk perpecahan karena adat dan budaya Sulut itu bersatu bersama masyarakat. Adapun persoalan yang terjadi di Kota Bitung itu murni gesekan sosial bukan agama. (Mild)
Post A Comment:
0 comments: