JAKARTA,sulutberita.com - Secara resmi peluncuran/launching buku bertajuk "Legacy Pesulap Merah Dari Pacific" di Ball Room, Hotel Lume'os, Cempaka Putih, Jakarta pada Senin 14 Oktober 2024, berlangsung meriah.
Buku yang merupakan potret kisah dari ketokohan Prof Dr (HC) Olly Dondokambey, SE yang menjadi pemimpin selama dua periode sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) itu, dalam acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh penting seperti, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Politisi TB Hasanudin, CEO Tribunnews Dahlan Dahi, Wartawan Senior J Osdar, para Kepala dan Penjabat Kepala Daerah se-Sulut, politisi Sulut Michaela Paruntu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulut Steve Kepel beserta para kepala SKPD Pemprov Sulut dan undangan lainnya.
Opening ceremony acara yang berlangsung megah itu pun diawali dengan penayangan video dokumenter tentang perjalanan hidup sang "maestro" Sulut Olly Dondokambey, yang kemudian dilanjutkan sambutan dari Dahlan Dahi dan Olly Dondokambey.
Dalam puncak acaranya adalah bedah buku oleh Royke Tumilaar, J Osdar, serta Staf Khusus Gubernur, Dino Gobel.
Acara yang dipandu News Anchor Kompas TV Friska Clarissa itu juga, dalam sambutannya
Dahlan Dahi telah menggaris bawahi tentang politik di mata Olly Dondokambey sebagai sarana keselamatan.
"Pak Olly mengelola politik dengan cara pandang relasi antara manusia dan manusia, dan manusia dengan Tuhan untuk membawa kesejahteraan masyarakat," terangnya.
Sementara itu, oleh Tumilaar menyebutkan bahwa sosok Olly Dondokambey sebagai tokoh yang humble atau murah hati, sehingga membawa Olly pada network yang luas dan memungkinkannya melakukan hal yang mustahil.
Senada itu melalui J Osdar pun mengatakan bahwa Olly Dondokambey mampu mencapai keseimbangan antara idealisme dan pragmatisme.
"Tapi banyak hal dalam buku ini mengejutkan saya," kata tokoh yang dekat dengan Gubernur Sulut itu.
Adapun oleh Dino Gobel mengatakan, banyak keajaiban yang dirasakannya dari sosok Olly Dondokambey seperti halnya, sewaktu dirinya (Dino) diutus gubernur ke Cina, saat itu disodorkan sejumlah destinasi wisata di Indonesia, namun pelaku usaha dari Cina hanya inginkan Provinsi Sulut dengan alasan ingin mengenal sosok Olly Dondokambey lebih dekat.
"Itu saat Covid lalu tapi justru di Sulut berlangsung pembangunan Hotel Luwansa dan hanya dalam tempo 9 bulan," bebernya dengan menambahkan bahwa hal menarik dalam isi buku tersebut adalah, nilai yang ditinggalkan oleh Olly Dondokambey yakni, tentang komitmen, sinergitas, dan inovasi.
Adapun dalam sambutan Gubernur Olly Dondokambey saat itu mengucapkan ungkapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan buku miliknya itu, yang merekam perjalanannya dengan baik dan tentang apa yang dilakukannya.
"Ini sangat paripurna," singkat OD. (*/Mild)
Post A Comment:
0 comments: